Memahami 5 Tahap Grief Menurut Kübler-Ross Perjalanan

Memahami 5 Tahap Grief Menurut Kübler-Ross Perjalanan Emosional Menghadapi Kehilangan

Kehilangan seseorang atau sesuatu yang sangat berarti dalam hidup seringkali menimbulkan gejolak emosi yang luar biasa. Kesedihan, kemarahan, dan kebingungan adalah reaksi alami yang dirasakan banyak orang ketika menghadapi duka. Untuk Memahami 5 Tahap Grief Menurut Kübler-Ross memperkenalkan sebuah model psikologis yang dikenal dengan lima tahap grief atau lima tahap kesedihan dalam bukunya On Death and Dying (1969).

Model Kübler-Ross pada awalnya dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana pasien yang divonis penyakit terminal merespons kenyataan akan kematian mereka. Namun seiring waktu, model ini juga di gunakan secara luas untuk menjelaskan reaksi emosional terhadap berbagai bentuk kehilangan, seperti kematian orang tercinta, perceraian, kehilangan pekerjaan, atau bahkan bencana besar.

Berikut adalah penjelasan mengenai lima tahap grief menurut Kübler-Ross:


1. Denial (Penolakan)

Tahap pertama adalah penolakan, di mana seseorang merasa sulit untuk menerima kenyataan yang terjadi. Reaksi ini adalah bentuk mekanisme pertahanan diri yang muncul secara otomatis untuk menghindari rasa sakit yang terlalu berat.

Contohnya, seseorang yang baru saja kehilangan orang terdekatnya mungkin berkata, “Ini tidak mungkin terjadi,” atau “Saya baru saja bertemu dengannya kemarin.” Penolakan memberikan waktu bagi pikiran untuk memproses peristiwa traumatis secara bertahap.


2. Anger (Marah)

Setelah kenyataan mulai menyentuh kesadaran, emosi selanjutnya yang sering muncul adalah kemarahan. Rasa marah ini bisa di tujukan kepada diri sendiri, orang lain, keadaan, bahkan kepada Tuhan.

Kemarahan ini berasal dari rasa frustrasi atas kehilangan yang tak dapat di hindari. Misalnya, seseorang bisa merasa marah karena merasa tidak ada keadilan, atau karena merasa telah di tinggalkan. Penting untuk di pahami bahwa kemarahan adalah tahap normal dalam proses berduka.


3. Bargaining (Tawar-menawar)

Tahap ini biasanya ditandai dengan pikiran-pikiran seperti: “Kalau saja saya lebih sering menemuinya,” atau “Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya akan melakukan segalanya dengan berbeda.”

Tawar-menawar adalah upaya untuk mengubah hasil yang tidak bisa diubah, dengan harapan bisa memperbaiki keadaan. Kadang, orang berduka bisa ‘bernegosiasi’ dengan kekuatan yang lebih tinggi dalam hati mereka sebagai bentuk harapan dan keputusasaan.


4. Depression (Depresi)

Saat kenyataan sepenuhnya di terima, banyak orang akan mengalami kesedihan mendalam. Ini adalah tahap di mana individu mulai merasakan kehilangan secara menyeluruh, yang menyebabkan rasa hampa, tidak berdaya, dan bahkan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Model Fashion Lokal Yang Sedang Naik Daun, Upgrade Stylemu!

Depresi dalam konteks grief bukanlah gangguan mental, melainkan respons emosional yang wajar. Ini adalah tahap penting dalam proses penyembuhan, karena seseorang benar-benar mulai mengizinkan dirinya merasakan kehilangan.


5. Acceptance (Penerimaan)

Tahap terakhir adalah penerimaan, yaitu saat seseorang mulai menerima kenyataan dari kehilangan yang di alami. Penerimaan bukan berarti “melupakan” atau “merelakan tanpa rasa sakit,” tetapi lebih kepada kesiapan untuk melanjutkan hidup dengan kenyataan baru.

Pada titik ini, seseorang mulai membangun kembali rutinitas, menerima bahwa hidup harus terus berjalan, dan menemukan makna baru dalam hidup meskipun ada kehilangan.

Baca juga: Model Busana Tradisional di Industri Global Dari Warisan

Perlu di catat bahwa lima tahap grief ini tidak selalu terjadi secara berurutan dan tidak semua orang mengalami kelima tahapnya. Setiap individu memiliki cara unik dalam menghadapi kesedihan, tergantung pada kepribadian, pengalaman hidup, budaya, serta bentuk kehilangan yang di alami.

Memahami lima tahap grief menurut Kübler-Ross dapat membantu kita lebih empatik terhadap diri sendiri maupun orang lain yang sedang berduka. Tidak ada cara “benar” atau “salah” dalam berduka yang terpenting adalah memberi ruang bagi proses tersebut dan mencari dukungan bila di perlukan.